Produsen mobil asal Malaysia,
Proton akan mulai menawarkan mobil yang dilengkapi dengan konektivitas 4G. Mereka akan bekerjasama dan memanfaatkan layanan internet mobile tercepat Malaysia, Yes.
Perangkat 4G Yes, Huddle akan ditempatkan di dashboard mobil Proton baru, menciptakan jaringan mikro nirkabel di dalam mobil. Lebih dari lima perangkat mobile dapat dihubungkan pada satu waktu bagi pengguna untuk mengakses Internet. Saat ini, layanan 4G dari Yes mencakup lebih dari 65% daerah penduduk di negara Malaysia. Mereka adalah operator jaringan nirkabel yang hanya melayani jarak dan area sejauh 960km dari North-South Highway, tol Malaysia terpanjang.
Kemitraan antara dua merek terkemuka Malaysia, satu di mobil dan yang lainnya di konektivitas Internet ponsel, akan berujung pada pengembangan cerdas yang terhubung pada mobil Proton di masa depan. Keduanya yaitu Proton dan YTL Communications (operator layanan 4G Yes) berencana untuk membuat berbagai fungsi aplikasi pintar untuk mobil yang selalu terhubung seperti remote real-time, diagnostik kendaraan, keamanan, dan layanan berbasis lokasi yang akan membuat pengalaman berkendara lebih aman , lebih nyaman dan menyenangkan.
Dato Yeoh SeokHong, Direktur Eksekutif YTL Communications berkata: “Dalam dunia sekarang ini, konektivitas mobile kecepatan tinggi adalah sama pentingnya dengan music player dan penyejuk udara di mobil.”
Konektivitas internet dalam mobil , tentu saja, bukanlah hal baru. Pada tahun 2009, Autonet Mobile meluncurkan router Wi-Fi dalam mobilnya. Dan pada tahun 2009 juga, Blaupunkt dan miRoamer memperkenalkan radio internet pertama di dunia. Pada CES International 2012, Ford meluncurkan mobil yang terhubung dengan sistem cloud , Konsep Evos, yang bertujuan untuk memanfaatkan sistem komputasi awan dalam mengemudi.
Sisi negatif dari mobil yang terhubung dengan internet adalah pengemudi yang terganggu konsentrasinya. Beberapa pendapat mengatakan, mengemudi sudah membebani mental dan adanya social stream dan infotainment on-board hanya akan menambah gangguan saja. Walaupun perdebatan terus berlanjut, mobil yang terkoneksi justru terus dikembangkan.
Bisakah Indonesia mengalahkan Malaysia dalam bidang teknologi ? Kita tunggu saja nanti...
(andaikata.com)